JAKARTA – Tindakan
Malaysia yang telah berbuat
semena-mena kepada
Indonesia dirasa sudah
melewati batas kesabaran. Tindakan tegas pun sudah sepantasnya dilakukan
pemerintah dan
rakyat Indonesia.
Bagaimana tidak,
Malaysia selama ini kerap bertindak di luar batas.
Perlakuan kasar kepada TKI,
mengklaim budaya dan sederet karya Indonesia, sering
memasuki wilayah perbatasan,
serta memanggil warga Indonesia dengan sebutan "Indon" menjadi contoh jika
Malaysia selama ini tidak menghargai
kedaulatan Indonesia.
Namun,
perang ternyata bukan
satu-satunya cara untuk memberikan syok terapi bagi
Malaysia. Sebagai
bangsa besar,
Indonesia memiliki banyak cara untuk bertindak dan bersikap atas wujud
protes kepada
Malaysia.
Pengamat Hubungan Luar Negeri Syamsul Hadi mengatakan, saat ini terdapat
dua juta warga Indonesia yang mengadu nasib di Negeri Jiran. Jika dua juta warga tersebut
dipulangkan dan
diberikan lapangan kerja, secara lambat laun perekonomian
Malaysia akan terkena
dampaknya.
"Bagaimana pun, tenaga kerja
Indonesia adalah terbaik jika dibandingkan dengan negara lain.
Malaysia pun mengakui akan hal itu. Karenanya, mereka kembali membuka kran agar TKI masuk sekalipun sempat ada pemulangan besar-besaran pada 2002," tandas Syamsul saat berbincang dengan okezone, Kamis (2/9/2010).
Soal biaya pemulangan dan membuka lapangan kerja, kata dia, tidak perlu dikhawatirkan selama
pemerintah serius menyikapi hal ini. Sebab, lanjutnya, saat ini ada uang sebesar
Rp650 triliun yang terparkir di perbankan
Indonesia. Jumlah tersebut diyakini mampu menyelesaikan persoalan TKI.
"Pemerintah bisa membuka lahan peternakan yang selama ini kita selalu import dari Australia. Ini pasti bisa dilakukan asalkan
serius," ujar akademisi Universitas
Indonesia ini.
Selain itu, kata Syamsul, pemerintah juga bisa menarik kantor duta besar
Indonesia di
Malaysia untuk beberapa waktu sebagai bentuk
protes. "Karena menurut saya, kerjasama dengan
Malaysia tidak terlalu menguntungkan bagi
Indonesia," tukasnya.
Hal tak jauh beda dikemukakan Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie dalam satu kesempatan. Menurut dia, jumlah wisatawan
Indonesia di
Malaysia lebih banyak dibandingkan jumlah wisatawan
Malaysia di
Indonesia. Jika warga
Indonesia tidak ada yang melancong ke Negeri Jiran, secara tidak langsung akan
berdampak besar bagi
roda perekonomian Malaysia.
"Malaysia itu orang kaya baru. Dia
sombong karena merasa lebih hebat dari
Indonesia. Karena itu, kita harus
tegas menyikapi persoalan ini," pungkas politisi Partai Kebangkitan Bangsa yang kerap disapa Gus Choi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar