Cari Blog Ini

Rabu, 15 September 2010

LABA-LABA YANG MEMANFAATKAN PERMUKAAN AIR LAYAKNYA LANTAI DANSA

harun yahya :
edited: by me

Tahukah kalian dengan Laba-laba pemancing atau di kenal dengan sebutan Dolomedes triton .Jenis Laba-laba ini termasuk salah satu jenis makhluk hidup paling berbakat dalam hal melakukan pekerjaan yang tampak sulit berjalan di atas air. Laba-laba ini benar-benar mampu memperlihatkan keajaiban makhluk hidup dengan cara berjalan di atas air yang mereka terapkan. Bagi laba-laba itu, permukaan air layaknya lantai dansa.

Laba-laba pemancing mengintai di sepanjang tepian kolam atau sungai, dan saat seekor serangga jatuh ke permukaan air, mereka berlari menyeberanginya untuk menyergap mangsa mereka. Selain itu, laba-laba itu juga bisa mencelupkan kaki mereka ke bawah permukaan air dan menangkap berudu dan ikan kecil yang sedang berenang.

Hal pertama yang harus dilakukan hewan-hewan dengan gaya hidup seperti itu adalah kemampuan berpijak di atas permukaan air. Laba-laba pemancing ini memanfaatkan tegangan permukaan air. Molekul-molekul air memiliki gaya tarik-menarik yang lebih besar dibandingkan dengan molekul-molekul di udara. Daya tarik-menarik molekul ini menjadikan permukaan air menyerupai lapisan karet. Ketika laba-laba meletakkan kakinya di atas air, tekanan berbentuk lesung terbentuk di sekeliling kakinya, dan air mendorong balik ke atas untuk meratakan kembali permukaannya.

Tegangan permukaan bukanlah sebuah gaya berkekuatan besar: misalnya, jika Anda melempar sebuah batu ke dalam air, batu itu akan segera tenggelam. Akan tetapi, laba-laba berbobot ringan dan kaki-kakinya memiliki lapisan luar lilin yang kedap air. Selain itu, mereka memiliki kaki yang panjang dan ini memungkinkannya berdiri di atas permukaan air. Karena tegangan permukaan menolak benda-benda di atas air dari titik terjauhnya, kaki yang panjang berarti tegangan permukaan yang lebih besar. (Itulah mengapa sebatang jarum tidak tenggelam tatkala diletakkan secara mendatar pada permukaan air).

Walaupun tegangan permukaan memungkinkan laba-laba pemancing bertumpu di atas permukaan air, tapi tegangan permukaan tidak memungkinkannya bergerak ke tempat lain. Kaki berlapis lilin sang laba-laba tidak pula mencukupinya untuk berjalan di atas permukaan air. Akan tetapi air menyediakan permukaan yang cukup licin bagi laba-laba untuk bergerak di atasnya.

Laba-laba Pemancing Melintas Dengan Mendayung 

Laba-laba pemancing menggunakan 3 cara gerak yang berbeda saat melintas di atas air. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Suter dari Vassar College memperlihatkan bahwa laba-laba mendayung di atas air dengan menggunakan lesung yang dibuat kaki-kaki mereka di atas air. Ketika menggerakkan salah satu kakinya ke arah belakang laba-laba pemancing juga mendorong lesungnya ke belakang dengan kaki itu. Saat lesung ini bergerak, kaki laba-laba itu bertindak sebagai dayung dan memberikan tenaga yang mendorong air dan sang laba-laba ke depan. Selain itu, laba-laba itu menggunakan 2 kaki tengahnya dari 4 pasang kakinya untuk mendayung. Kaki depan dan kaki belakang dibiarkan tidak bergerak. Laba-laba menggunakan kaki-kaki ini untuk gerakan yang memungkinkan laba-laba itu berada di atas permukaan air.

Kecepatan laba-laba pemancing terbatas. Untuk meningkatkan kecepatan, seekor
laba-laba membuat lesung-lesung yang lebih dalam atau mendorong lesung-lesung itu ke belakang dengan lebih cepat. Kedua cara ini memperbesar tekanan pada permukaan air, dan setelah batas tertentu tekanan ini melebihi tegangan permukaan dan lesung itu hancur.

Spesies Laba-laba Yang Melompat Dan Berlayar 


 Ada bentuk kedua dari cara-jalan yang dilakukan laba-laba. Apabila mereka harus berjalan dengan kecepatan melebihi 1 meter per detik, laba-laba harus beralih ke cara kedua ini. Mereka mengangkat kaki mereka hingga hampir tegak lurus, lalu menjatuhkannya dengan cara sedemikian rupa untuk menembus air. Ketika laba-laba mendorong kaki-kakinya ke bawah dan ke belakang, air melakukan reaksi berlawanan dan mendorong laba-laba itu ke atas dan ke depan. Gerakan ke atas mencegah laba-laba tenggelam, dan gerakan ke depan memungkinkannya bergerak maju. Gaya berjalan ini sangat menyerupai cara yang digunakan kadal basilisk ketika berlari di atas air.

Meskipun cara berjalan ini agak sulit bagi laba-laba pemancing, akan tetapi laba-laba itu melakukannya saat hendak menangkap mangsa, ketika harus bergerak cepat, atau untuk meloloskan diri dari musuh. Dalam keadaan yang jauh lebih mendesak, laba-laba itu beralih ke cara berjalan ketiga: berlayar

Di saat ada angin berhembus laba-laba pemancing kadangkala melambaikan kaki-kakinya ke arah angin (laba-laba yang lebih kecil mengangkat seluruh tubuhnya), yang menyebabkan angin mendorongnya seperti kapal layar. Karena air di bawah tubuh laba-laba sangat licin, daya dorong terlemah mampu membawa laba-laba dari satu tempat ke tempat lainnya.

Penciptaan khusus dalam tubuh laba-laba pemancing dan aneka macam cara berjalan mereka hanyalah sedikit contoh yang memperlihatkan keahlian mencipta yang tak tertandingi serta pengetahuan mahatinggi dari Allah.


 

Senin, 13 September 2010

"HAMAN" DAN BANGUNAN MESIR KUNO

 HARUN YAHYA :

Al qur'an yang agung  mengisahkan kehidupan Nabi Musa AS dengan sangat jelas. Tatkala memaparkan perselisihan dengan Fir'aun dan urusannya dengan Bani Israil, Al Qur'an menyingkap beberapa keterangan tentang Mesir kuno. Pentingnya banyak babak bersejarah ini hanya baru-baru ini menjadi perhatian para pakar dunia. Ketika seseorang memperhatikan babak-babak bersejarah ini dengan pertimbangan, seketika akan menjadi jelas bahwa Al Qur'an, dan sumber pengetahuan yang dikandungnya, telah diwahyukan oleh Allah Yang Mahatahu dikarenakan Al Qur'an bersesuaian langsung dengan seluruh penemuan besar di bidang ilmu pengetahuan, sejarah dan kepurbakalaan di masa kini.

Satu contoh pengetahuan ini dapat ditemukan dalam paparan Al Qur'an tentang Haman: seorang pelaku yang namanya disebut di dalam Al Qur'an, bersama dengan Fir'aun. Ia disebut di enam tempat berbeda dalam Al Qur'an, di mana Al Qur'an memberitahu kita bahwa ia adalah salah satu dari sekutu terdekat Fir'aun.

Anehnya, nama “Haman” tidak pernah disebutkan dalam bagian-bagian Taurat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Musa AS. Tetapi, penyebutan Haman dapat ditemukan di bab-bab terakhir Perjanjian Lama sebagai pembantu raja Babilonia yang melakukan banyak kekejaman terhadap Bani Israil kira-kira 1.100 tahun setelah Nabi Musa AS.Namun Al Qur'an, yang jauh lebih bersesuaian dengan penemuan-penemuan kepurbakalaan masa kini, benar-benar memuat kata “Haman” yang merujuk pada masa hidup Nabi Musa AS.
Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan terhadap Kitab Suci Islam/Al Qur'an oleh sejumlah kalangan di luar Muslim terbantahkan tatkala naskah hiroglif dipecahkan, sekitar 200 tahun silam, dan nama “Haman” ditemukan di naskah-naskah kuno itu. Hingga abad ke-18, tulisan dan prasasti Mesir kuno tidak dapat dipahami. Bahasa Mesir kuno tersusun atas lambang-lambang dan bukan kata-kata, yakni berupa hiroglifik. Gambar-gambar ini, yang memaparkan kisah dan membukukan catatan peristiwa-peristiwa penting sebagaimana kegunaan kata di zaman modern, biasanya diukir pada batu dan banyak contoh masih terawetkan berabad-abad. Dengan tersebarnya agama Nasrani dan pengaruh budaya lainnya di abad ke-2 dan ke-3, Mesir meninggalkan kepercayaan kunonya beserta tulisan hiroglif yang berkaitan erat dengan tatanan kepercayaan yang kini telah mati itu. Contoh terakhir penggunaan tulisan hiroglif yang diketahui adalah sebuah prasasti dari tahun 394. Bahasa gambar dan lambang telah terlupakan, menyisakan tak seorang pun yang dapat membaca dan memahaminya. Sudah tentu hal ini menjadikan pengkajian sejarah dan kepurbakalaan nyaris mustahil. Keadaan ini tidak berubah hingga sekitar 2 abad silam.

Pada tahun 1799, kegembiraan besar terjadi di kalangan sejarawan dan pakar lainnya, rahasia hiroglif Mesir kuno terpecahkan melalui penemuan sebuah prasasti yang disebut “Batu Rosetta.” Penemuan mengejutkan ini berasal dari tahun 196 SM. Nilai penting prasasti ini adalah ditulisnya prasasti tersebut dalam tiga bentuk tulisan: hiroglif, demotik (bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mesir kuno) dan Yunani. Dengan bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir kuno diterjemahkan. Penerjemahan prasasti ini diselesaikan oleh orang Prancis bernama Jean-Françoise Champollion. Dengan demikian, sebuah bahasa yang telah terlupakan dan aneka peristiwa yang dikisahkannya terungkap. Dengan cara ini, banyak pengetahuan tentang peradaban, agama dan kehidupan masyarakat Mesir kuno menjadi tersedia bagi umat manusia dan hal ini membuka jalan kepada pengetahuan yang lebih banyak tentang babak penting dalam sejarah umat manusia ini.

Melalui penerjemahan hiroglif, sebuah pengetahuan penting tersingkap: nama “Haman” benar-benar disebut dalam prasasti-prasasti Mesir. Nama ini tercantum pada sebuah tugu di Museum Hof di Wina. Tulisan yang sama ini juga menyebutkan hubungan dekat antara Haman dan Fir'aun. *(Walter Wreszinski, Aegyptische Inschriften aus dem K.K. Hof Museum in Wien, 1906, J. C. Hinrichs' sche Buchhandlung)
Dalam kamus People in the New Kingdom , yang disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, Haman disebut sebagai “pemimpin para pekerja batu pahat”. *(Hermann Ranke, Die Ägyptischen Personennamen, Verzeichnis der Namen, Verlag Von J. J. Augustin in Glückstadt, Band I, 1935, Band II, 1952)

Temuan ini mengungkap kebenaran sangat penting: Berbeda dengan pernyataan keliru para penentang Al Qur'an, Haman adalah seseorang yang hidup di Mesir pada zaman Nabi Musa AS. Ia dekat dengan Fir'aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur'an.

Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. Al Qashas, 28:38)

Ayat dalam Al Qur'an tersebut yang mengisahkan peristiwa di mana Fir'aun meminta Haman mendirikan menara bersesuaian sempurna dengan penemuan purbakala ini. Melalui penemuan luar biasa ini, sanggahan-sanggahan tak beralasan dari para penentang Al Qur'an terbukti keliru dan tidak bernilai intelektual.


Secara menakjubkan, Al Qur'an menyampaikan kepada kita pengetahuan sejarah yang tak mungkin dimiliki atau diketahui di masa Nabi Muhammad SAW. Hiroglif tidak mampu dipecahkan hingga akhir tahun 1700-an sehingga pengetahuan tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya di masa itu dari sumber-sumber Mesir. Ketika nama “Haman” ditemukan dalam prasasti-prasasti kuno tersebut, ini menjadi bukti lagi bagi kebenaran mutlak Firman Allah.

Sabtu, 11 September 2010

Rahasia Kemampuan Laba-Laba Merayap Pada Langit-Langit

                                                                HARUN YAHYA

Sekelompok peneliti yang diketuai oleh pakar biomekanika Andrew Martin dari Institute for Technical Zoology and Bionics [Institut Zoologi Teknik dan Bionika] di Bremen, Jerman, meneliti kaki seekor laba-laba pelompat berukuran kecil (Evarcha arcuata) dengan menggunakan mikroskop elektron. Gambar yang mereka dapatkan memperlihatkan serangkaian rambut-rambut panjang (setae) di bawah telapak kakinya, sebagaimana yang dijumpai pada laba-laba lainnya. Di bagian permukaan ujung bawah atau bagian telapak dari masing-masing rambut ini tertutupi oleh rambut-rambut yang jauh lebih kecil lagi (setule) dengan ujung berbentuk segitiga.

SETULE 
Untuk memastikan jenis gaya tarik-menarik yang berperan, para ilmuwan tersebut mengukur gaya tarik-menarik antara kaki laba-laba dengan sebuah batang kecil, serta menggunakan cara yang lebih sering diterapkan dalam ilmu bahan. Penghitungan oleh para ilmuwan tersebut menunjukkan bahwa seekor laba-laba yang bergantung pada langit-langit dengan penempelan 600.000 setule menghasilkan gaya tarik-menarik yang mampu menahan 173 kali bobot badannya sendiri.

Setelah menafsirkan hasil ini, Martin menyimpulkan bahwa laba-laba tersebut menempel pada permukaan melalui gaya-gaya van der Walls (gaya tarik-menarik elektrostatik antarmolekul yang terpisah pada jarak 1/1.000.000 milimeter). Gaya-gaya van der Waals bergantung hanya pada jarak antara dua benda dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu, cara yang digunakan laba-laba ini untuk menempel pada dinding dapat ditiru dalam pembuatan bahan seperti kertas catatan yang dapat menempel ketika basah, dan seragam ruang angkasa yang dapat melekat pada permukaan di ruang angkasa. (Rambut-rambut ini tidak hanya ditemukan pada laba-laba. Dari sebuah penelitian di tahun 2002 diketahui bahwa tokek juga menempel pada permukaan dengan menggunakan gaya-gaya van der Waals.)

Untuk seekor laba-laba, berjalan pada permukaan langit-langit merupakan keahlian hebat yang mengagumkan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bagaimana keahlian bergantung pada 600.000 rambut halus ini dapat terjadi. Rata-rata terdapat sekitar 100.000 rambut pada kepala manusia, sebaliknya, enam kali lipat jumlah ini terdapat pada telapak kaki laba-laba yang ukurannya jauh lebih kecil daripada kepala manusia. Keberadaan sedemikian banyak rambut-rambut berukuran teramat kecil pada tempat dengan luasan yang sedemikian kecil menyingkapkan adanya kehebatan desain mikro. Yang mengejutkan lagi adalah bahwa rambut-rambut ini tidak asal ditemukan pada bagian mana pun dari tubuh sang laba-laba, melainkan pada telapak kaki-kakinya. Informasi genetik mengenai bentuk dan rancangan rambut-rambut ini terdapat pada DNA sang laba-laba, dan sel-sel pada telapak kakinya membuat dan menumbuhkan rambut-rambut tersebut mengikuti perancangan desain ini.
laba-laba yang menempel pada daun (by nazar) 

Sudah pasti mustahil bagi seekor laba-laba untuk membuat desain itu sendiri. Tidak ada laba-laba yang dapat berpikir untuk menerapkan gaya-gaya van der Waals dengan melakukan pengukuran gaya elektrostatik agar dapat berjalan pada permukaan langit-langit. Laba-laba tidak pula mampu membuat dan menumbuhkan rambut-rambut pada kakinya sendiri. Jelaslah bahwa semua ini telah secara khusus dirancang untuk tujuan tertentu. Bahkan, nama jurnal yang menerbitkan hasil penelitian tentang bidang ini merupakan sebuah petunjuk teramat penting tentang hal ini: Smart Materials and Structures [Bahan dan Struktur Cerdas], 19 April 2004.


Para ilmuwan bertujuan memecahkan permasalahan yang ditemui di dunia industri melalui ilham yang bersumberkan dari desain di alam. Gagasan tentang "smart materials" [bahan cerdas] adalah sebuah bidang kajian yang dengannya para ilmuwan menggambarkan bahan-bahan yang mereka gunakan dalam upaya pengembangan produk dengan sesedikit mungkin kesulitan.[*] Cara yang dilakukan para ilmuwan ini dalam pengkajian secara terinci dan penggunaan kaki laba-laba dalam penelitian mereka merupakan petunjuk jelas bahwa terdapat perancangan cerdas pada kaki laba-laba. Dengan demikian, kemampuan sang laba-laba berjalan pada permukaan langit-langit juga muncul sebagai hasil karya sebuah penciptaan istimewa. Tidak ada keraguan bahwa Allahlah, Tuhan seluruh sekalian alam, Yang telah menciptakan sang laba-laba dan memberinya kemampuan berjalan pada permukaan langit-langit. Allah menyatakan dalam sebuah ayat Al Qur'an:

by nazar
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An Nuur, 24:45)

KEKUATAN TERSEMBUNYI PETIR

                                                                       HARUN YAHYA

Satu kilatan petir menghasilkan listrik lebih besar daripada yang dihasilkan Amerika.

Di malam hari, saat hujan turun dengan deras, dan langit tiba-tiba menyala, tak lama kemudian disusul oleh suara yang menggelegar.Nah tahukah kalian bagaimanakah petir yang luar biasa ini  menerangi langit muncul? Tahukah
kalian seberapa banyak cahaya yang dipancarkannya? Atau seberapa besar panas yang dilepaskannya?

Satu kilatan petir adalah cahaya terang yang terbentuk selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai. Petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer – masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah – mencapai tingkat tinggi.
KEINDAHAN YANG TERLIHAT SELAMA SETENGAH DETIK

Sebuah sambaran petir berukuran rata-rata memiliki energi yang dapat menyalakan sebuah bola lampu 100 watt selama lebih dari 3 bulan. Sebuah sambaran kilat berukuran rata-rata mengandung kekuatan listrik sebesar 20.000 amp. Sebuah las menggunakan 250-400 amp untuk mengelas baja. Kilat bergerak dengan kecepatan 150.000 km/detik, atau setengah kecepatan cahaya, dan 100.000 kali lipat lebih cepat daripada suara
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt.
Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius. Panas yang dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celcius. Maka dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt. Sebagai pembanding, satu kilatan petir menyinari sekelilinginya secara lebih terang dibandingkan ketika satu lampu pijar dinyalakan di setiap rumah di Istanbul. Allah mengarahkan perhatian pada kilauan luar biasa dari petir ini dalam Qur'an,"...Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An Nuur, 24:43)

Kilatan yang terbentuk turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam. Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalam waktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awan dalam tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga setengah detik. Suara guruh yang mengikutinya disebabkan oleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya, udara tersebut memuai dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, meskipun gelombang kejutnya kembali ke gelombang suara normal dalam rentang beberapa meter. Gelombang suara terbentuk mengikuti udara atmosfer dan bentuk permukaan setelahnya. Itulah alasan terjadinya guntur dan petir yang susul-menyusul.

Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa
petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus.
Allah secara khusus menarik perhatian kita pada petir ini dalam Al Qur'an. Arti surat Ar Ra’d, salah satu surat Al Qur'an, sesungguhnya adalah "Guruh". Dalam ayat-ayat tentang petir Allah berfirman bahwa Dia menghadirkan petir pada manusia sebagai sumber rasa takut dan harapan. Allah juga berfirman bahwa guruh yang muncul saat petir menyambar bertasbih memujiNya. Allah telah menciptakan sejumlah tanda-tanda bagi kita pada petir. Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa guruh, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengannya rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan yang dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki                        
                                                                                                        
                                                                                                                   EDITED BY ME 

Selasa, 07 September 2010

CANDI CHICHEN ITZA PENINGGALAN SUKU MAYA

     Chichén Itzá (pengucapan /tʃiːˈtʃɛn iːˈtsɑː/)adalah suatu situs Peradaban Maya di Meksiko pada abad 800 SM. pada piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini,dahulu katanya dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya yang terletak di Semenanjung Yucatan (kini wilayah Meksiko broo..). Itza juga merupkan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang.

Candi Chichen Itza ini merupakan peninggalan arkeologi suku Maya yang paling lengkap serta masih terawat dengan baik.(kalo di indonesia terawat ngga yaa..?? ^_^ ) 
Situs peradaban Maya di Meksiko ini, pada "7 Juli 2007" (serba 7), terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia dari hasil pilihan 100 juta orang via email dan sms (layanan pesan singkat) yang diadakan oleh Swiss Foundation.(waah.. pake voting juga ya..?? )  : )


Menurut buku budaya suku Maya dari Chilam Balam, konon kompleks candi ini dibangun antara tahun 502-522 Masehi, Suku Maya hanya menempatinya selama 200 tahun, (jadi selesainya 20 tahun ..lama juga..).
kemudian mereka berpindah ke daerah pantai di Campeche. Namun versi lain mengatakan, Chichen Itza dibangun sekitar 800 tahun sebelum masehi.


jangan salah..ini bukan di mesir atau candi yang ada di indonesia          

Di candi Chichen Itza ini juga terdapat dua cenotes (sumur alami) yang dijadikan tempat untuk  menaruh korban persembahan. (eee seerereemmm..)Konon, suku Indian Maya yang mendiami kota itu mempersembahkan jade, keramik, dan bahkan manusia untuk dimasukkan dalam sumur itu(jadi sumur lubang buaya,lama lama serem nih artikel..hehe ). Persembahan itu diberikan pada saat kekeringan melanda. Persembahan kadang-kadang berupa gadis-gadis muda untuk dimasukkan hidup-hidup ke dalam sumur itu (kasihan gadis-gadis muda di jaman itu hkhkhks).katanya sih peran sumur itu begitu penting, karena di Semenanjung Yukatan tidak terdapat sungai, Satu-satunya sumber air ketika kekeringan melanda adalah dari sumur-sumur itu.                                                                                                        
foto penduduk suku maya 
Konon katanya, Chichen Itza merupakan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Chichen Itza didirikan raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yukatan bersama pasukannya.Saat itu suku Maya sudah berdiam di daerah tersebut, kemudian bersama-sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupai piramid. Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Toltec dan Maya.


Di Chichen Itza ini juga terdapat sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini(mungkin pada jaman itu sudah kenal olah raga basket kali yaa..ufs), Permainan 'pok ta pok' yakni melemparkan bola melewati sebuah lingkaran di dinding 7 meter di atas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan dipenggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa.
 (waah curang..mending kalah dari pada menang..)
Di sekitar kompleks candi juga ditemukan delapan patung Chac Mool. Patung yang berbentuk manusia dengan posisi duduk menengadah. Kedua tanggannya sedang memegang sesaji dan kepalanya menoleh ke arah kiri. Chac Mool untuk memuja dewa hujan.

Masih di kompleks Chichen Itza terdapat dua tembok yang sama tingginya. Arena di antara dua tembok itu dipakai suku Maya untuk bermain bola.(tuh.. berarti di jaman itu sudah di temukan permainan bola dong??) Dimungkinkan bola itu dibuat dari karet, mengingat di sekitar daerah itu tumbuh pohon karet. Tak hanya suku Maya yang senang bermain bola, namun juga suku Zapotek.(tapi sekarang seluruh penduduk dunia sudah gila bola )
Yang cukup mengejutkan lagi adalah buku An overview of the MAYAN world karangan Prof Gualberto Zapata Alonzo, terbit di Merida, Yucatan, Mexico, tahun 2002. Prof Alonzo menyebutkan, seni dan kesadaran beragama suku Maya ada kemiripan dengan di Indochina dan Indonesia. Candi Tikal di Guatemala ada kesamaan dengan piramid Naksei Chan Crong di Angkor, Kamboja. Candi di Palenque, Meksiko ada kemiripan dengan candi Ajanta di India. Simbol-simbol agama dan mitos binatang suku Maya mirip dengan di Jawa dan Asia Tenggara. Dalam Mahabharata dan Ramayana terdapat suku dengan panggilan Maya.(siapa niru siapa??)
Pada agama Hindu terdapat pula dewa bernama Maya. Masih pada buku di atas disebutkan pula, pada tahun 1973 Prof. Alonzo dapat tugas mengantar para peneliti antropolog ke Chiapas. Salah satu anggota peneliti itu ada mahasiswa Jepang program postgraduate bernama Yutaca Yanome.

Ignacio Magaloni Duarte menulis buku berjudul Pendidik Dunia (Educadores del Mundo) yang terbit tahun 1968. Duarte membuktikan, bahwa suku Maya pernah hidup di dekat negeri timur jauh, antara lain Jepang, Tiongkok, India, dan Mesir. Duarte menyebut, suku Maya saat datang ke India disebut Naga, kemudian berganti sebutan Danava dengan ibu kota Nagapur. Valmiki pada abad 6 menulis Ramayana dengan menyebut orang-orang Naga-Maya. Kemudian orang-orang ini tinggal di Tibet, Babylon, Acadia, dan Mesir. Duarte meyakinkan lagi dengan perbandingan antara angka-angka Naga dan Maya dari nomor 1 sampai 10 mempunyai ucapan yang mirip. (silahkan dipelajari)

Angka-angka Maya: 1:Hun, 2:Ca, 3:Ox, 4:Can, 5:Ho, 6:Uc, 7:Uac, 8:Uaxac, 9:Bolom, 10:Lahun.

Angka-angka Naga: 1:Hun, 2:Cas, 3:Ox, 4:San, 5:Ho, 6:Usac, 7:Uac, 8:Uaxax, 9:Bolam, 10:Lahun.


Tak hanya itu aja , di situ terdapat kemiripan kedua budaya bangsa Asia dan suku Maya. Dan dalam arsitektur juga ada hubungan yang erat, terutama konsep piramid.
 
(dari:JAKARTA, KOMPAS.com) - Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan, menegaskan Indonesia sia-sia mengikuti perundingan antarmenlu atau Joint Commission for Bilateral Cooperation di Kinabalu, Malaysia pada 6 September 2010. Demikian disampaikan Syahganda di Jakarta, Selasa (7/9/2010), menanggapi lemahnya posisi tawar Indonesia pada pertemuan Kinabalu tersebut. 

     Dikatakan juga, hasil perundingan Kinabalu jelas tidak membuat Indonesia bermartabat, akibat delegasi Indonesia yang dipimpin Menlu Marty Natalegawa, tak berhasil membuat pihak Malaysia menyatakan maaf atas penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan di wilayah laut Indonesia.  (*malu di pecundangin)
 
Di samping itu, tak adanya sikap jelas Malaysia terkait perlakukan kasar dalam menahan ketiga petugas KKP sebelum dikembalikan ke tanah air, juga menunjukkan ketidakberdayaan delegasi Indonesia menghadapi Malaysia.


Menurut Syahganda, jika hasilnya tak berbuah penyesalan ataupun pernyataan maaf Malaysia, sebaiknya Indonesia sejak awal tak perlu mengikuti agenda perundingan Kinabalu.(*yaah ..hasil yg sia-sia)


Apalagi, lanjut Syahganda, penistaan martabat bangsa oleh Malaysia dilakukan pula dengan laporan polisi Malaysia,(sebagai YOUTH OF THE NATION,apa yg mesti kita lakukan??),, yang menjelaskan ketiga petugas KKP melakukan pemerasan serta penculikan para nelayan Malaysia, sehingga kenyataan sebenarnya diputarbalikan pihak Malaysia.


"Kok, kita sepertinya enteng saja menerima keterangan Malaysia yang tidak sesuai fakta itu," tegas Syahganda, seraya menambahkan harusnya delegasi Indonesia melakukan protes keras atas kebohongan Malaysia.


Senin, 06 September 2010

Ingin terhindar dari penyakit jantung? Sikat gigi minimal dua kali sehari

 Seseorang yang kurang memperhatikan kesehatan mulut memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang menggosok giginya dua kali sehari,(benarkah demikian..??)  demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam website British Medical Journal.

Dalam rentang waktu 20 tahun terakhir, ada kenaikan perhatian terhadap hubungan antara masalah jantung dengan penyakit gusi. Seperti telah diketahui bahwa peradangan dalam tubuh (termasuk mulut dan gusi) memegang peranan penting dalam terbentuknya penyumbatan arteri, inilah studi pertama untuk menginvestigasi apakah frekuensi seseorang dalam menggosok gigi memiliki hubungan dengan risiko seseorang terjangkit penyakit jantung, demikian diungkapkan oleh penelitian ini.(waa..h., jadi rajin-rajin gosok gigi nih.. ^_^) 

Penulis yang dipimpin oleh Professor Richard Watt dari University College London menganalisis lebih dari 11,000 data dari orang dewasa yang ambil bagian dalam Scottish Healthy Survey.
Tim Penelitian menganalisis data tentang gaya hidup, seperti kebiasaan merokok, kegiatan fisik dan kesehatan mulut secara rutin. Mereka ditanya seberapa sering mereka mengunjungi dokter gigi (paling sedikit sekali setiap 6 bulan, setiap satu atau dua tahun, atau hampir tidak pernah dan tidak pernah), dan berapa kali mereka menggosok gigi (apakah dua kali sehari, satu kali sehari atau kurang dari satu kali sehari).

Pada kunjungan terpisah perawat mengumpulkan informasi sejarah medis dan latar belakang keluarga, tekanan darah dan contoh darah dari orang dewasa yang bersedia. Contoh-contoh tersebut memungkinkan para peneliti untuk menentukan tingkat peradangan yang terjadi pada tubuh korban. Data juga dikumpulkan lewat wawancara yang dihubungkan dengan data masuk pasien dan kematian di Skotlandia hingga Desember 2007.

Hasilnya menunjukkan bahwa kebiasaan menjaga kebersihan mulut adalah kebiasaan yang baik karena 6 dari 10 (62%) partisipan mengatakan mereka mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali dan 7 dari 10 peserta (71%) melaporkan bahwa mereka menggosok gigi mereka dua kali sehari.


Ketika data dihubungkan dengan faktor pencetus penyakit jantung seperti kelas sosial, kegemukan, kebiasaan merokok, sejarah penyakit jantung dalam keluarga , peneliti menemukan bahwa partisipan yang menyatakan kurang sering menggosok gigi memiliki risiko tambahan terkena penyakit jantung 70% dibandingkan dengan orang-orang yang menyikat giginya dua kali sehari, meskipun risiko secara keseluruhan tetap rendah. Peserta yang memiliki kesehatan gigi yang buruk yang diuji juga terbukti positip memberikan tanda-tanda peradangan seperti C-reactive protein dan fibrinogen.

Profesor Watt menyimpulkan : ‘hasil penelitian kami menyatakan dan lebih jauh menguatkan adanya hubungan antara kesehatan mulut dengan risiko terkena penyakit kardio vaskuler – lebih jauh banyak tanda-tanda terjadinya peradangan yang signifikan terkait dengan pengukuran sederhana dari buruknya kesehatan mulut”. Dia menambahkan bahwa “studi percobaan kedepan dibutuhkan untuk mengkonfirmasi apakah gejala yang diamati antara hubungan kesehatan mulut dengan penyakit jantung sebenarnya adalah bersifat kasual atau hanyalah suatu pertanda risiko”